SELAMAT DATANG DI BLOG T R I Z Z 4 ::::::::::: TERIMAKASIH :::::: e-mail : triz_Oi@yahoo.com

Kamis, 24 Februari 2011

BELAJAR DASAR TURBO PASCAL

Setelah belajar berbagai langkah awal seperti : Dasar  Logiica dan Algoritama Turbo Pascal, Fungsi Menu TurboPascal, selain dari itu ternyata masih ada lagi yang namanya Menu Alternatif dalam Bahasa Pemrograman Turbo Pascal. dalam Mempelajari Dasar Turbo Pascal  banyak sekali tantangan dan cobaan yang merasa membuat kita akan cepat bosa dengan bahasa pemrogram tersebut, untuk itu harapan saya teman-teman bisa lebih membuka cara belajarnya dan tidak mudah untuk cepat putus asa. SEMANGAT DAN SELALU BERJUANG

MENU ALTERNTIF PROGRAM TURBO PASCAL
Program Pascal merupakan struktur dasar dari setiap program. Dimana setiap programmer pasti pernah mempelajari pascal. Maka dari itu pemahaman kita tentang pascal sangatlah penting karena dengan memahami dan mengerti tentang statement-statementnya maka kita akan merasa lebih mudah untuk mempelajari program lainnya.
Didalam pengenalan Pascal sangat banyak fungsi dari menu-menu yang telah disediakan dalam survei membuktikan bahwa 76 dari 100% banyak programer yang masih belum mengerti dengan jelas fungsi dan menu-menu yang telah tersedia maka dari itu pada kesempatan menulis ini saya akan membagikan kepada teman-teman cara atau fungsi-fungsi dari menu yang telah tersedia dan harapan saya mudah-mudahan dapat berguna bagi teman-teman.
Perlu diketahui juga bahwa, dalam pembelajaran PASCAL dimana kita dituntut untuk mendefinisikan sebuah logika (pemecahan masalah secara logika) dan menurut saya belajar pascal itu sangat penting sebagai dasar logika kita.
Dibawah ini merupakan contoh-contoh pengenalan pascal (Tahap AWAL). Seperti sebuah pepatah mengatakan “Tak Kenal Maka Tak Sayang”
Turbo Pascal memiliki 7 buah menu utama yang terdiri dari : File, Edit, Run, Compile, Options, Debug, dan Break / Watch. Untuk memilih salah satu dari menu itu anda bisa menekan tombol Alt + F (untuk memanggil menu file), atau menekan Alt + [huruf pertama dari menu].
Bagi teman-teman yang ingin memperdalam tentang PASCAL teman-teman bisa mendowload file-filenya yang lengkap yang pernah

Program Rekening Listrik (Program Pascal)

PROGRAM REKENING LISTRIK (PROGRAM PASCAL)

Dibawah ini merupakan Contoh Program Turbo Pascal yang saya berinama Program Rekening Listrik (Program Pascal) dimana program ini didesain untuk menghitung penggunaan dan berapa yang harus dibayar oleh pengguna kilometer listrik tersebut.
bagi teman-teman yang merasa kesulitan untuk mengeksekusi program dibawah ini. teman-teman bisa meninggalkan komen atau saran demi kesempurnaan blog saya kedepannya........

untuk listing programnya seperti dibawah ini........ :
#include
#include
long pakai,bayar,beban;
char nama[50], no [50];
float pajak;
int akhir,awal,kwh;
void main()
{
clrscr();
cout<<"no rekening ="; cin>>no;
cout<<"nama pelanggan ="; cin>>nama;
cout<<"penunjukan meter bulan sebelumnya = "; cin>>awal;
cout<<"penunjukan meter bulan sekarang = "; cin>>akhir;
cout<<"no. rekening anda adalah "<<
cout<<"dengan nama "<<
beban = 30000;
kwh = akhir-awal;
if (kwh<=20)
{
pakai = kwh * 500;
pajak = ((pakai + beban) * (10/100));
bayar = (pakai + beban + pajak);
}
else if (kwh <=40)
{
pakai = kwh * 800;
pajak = ((pakai + beban) * (10/100));
bayar = (pakai + beban + pajak);
}
else
{
pakai = (kwh * 1000);
pajak = (pakai + beban) * (10/100);
bayar = (pakai + beban + pajak);
}
cout<<"anda telah memakai sebanyak "<<<" KWH"<
cout<<"sehingga total yang anda harus bayar Rp. "<
return;
}

DASAR LOGIKA DAN ALGORITMA PASCAL


Dasar Logika dan Algoritma Pascal merupakan tahap pertama dalam pembelajaran Bahasa Pemrograman Pascal. Mungkin dengan sedikit bantuan menggunakan teori Logika niscaya kita pasti akan bisa menguasai Program Pascal.

Pengertian LOGIKA:
Logika berasal dari bahasa Yunani yaitu LOGOS yang berarti ilmu. Logika pada dasarnya filsafat berpikir. Berpikir berarti melakukan suatu tindakan yang memiliki suatu tujuan. Jadi pengertian Logika adalah ilmu berpikir / cara berpikir dengan berbagai tindakan yang memiliki tujuan tertentu.
Pengertian ALGORITMA
Pada Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, istilah algoritma diartikan sebagai prosedur langkah demi langkah untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan suatu tugas. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan algoritma sebagai urutan logis pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah.

untuk contoh dan penggunaan flowchar yang lebih lengkapnya teman-teman bisa mendownload file disini. selain sudah berbentuk makalah juga sudah dilengkapi dengan berbagai contoh dasar program pascal.........
semoga bermanfaat dan bisa menciptakan kreasi program yang modern.

akan tetapi bila artikel ini bermanfaat besar harapan saya agar kiranya pembaca bisa memberikan komentar atau saran demi kesempurnaan blog saya kedepannya. 

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Compliance Wajib Pajak Badan Pada Perusahaan Industri Manufaktur Di Semarang (EKN-132)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Memasuki Pembangunan Jangka Panjang Kedua pemerintah Indonesia berusaha menggalakkan sumber penerimaan negara khususnya sumber utamanya yaitu dari sektor pajak. Langkah pemerintah dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1983, dan sejak saat itulah, Indonesia menganut system self assasment yakni suatu sistem pemungutan pajak yang meberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang (Elia Mustikasari, 2007). Dalam sistem ini mengandung pengertian bahwa wajib pajak mempunyai kewajiban untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan surat pemberitahuan (SPT) secara benar, lengkap dan tepat waktu.


Penerapan sistem self assasment akan efektif jika kondisi kepatuhan sukarela pada masyarakat telah terbentuk (Darmayanti, 2004). Mustikasari (2007) mengatakan bahwa kenyataan yang ada di Indonesia menunjukkan tingkat kepatuhan masih rendah, hal ini bisa dilihat dari belum optimalnya penerimaan pajak yang tercermin dari angka tax ratio (perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) suatu negara. Angka ini merupakan sebuah rasio yang dipergunakan untuk menilai tingkat kepatuhan pembayaran pajak oleh masyarakat dalam suatu negara) dan
angka tax gap (kesenjangan antara penerimaan pajak yang seharusnya terhimpun dengan realisasi penerimaan pajak yang dapat dikumpulkan setiap tahunnya).

Setelah kasus mafia pajak Gayus Tambunan Jakarta dan Suhertanto Surabaya terbongkar, maka terjawab sudah pertanyaan yang selama ini begitu sulit dicari jawabannya oleh para ahli ekonomi, para pakar perpajakan atau bahkan oleh kita semua sebagai warga negara Indonesia yaitu pertanyaan kenapa tax ratio Indonesia prosentasenya begitu sulit untuk meningkat, sementara negara-negara berkembang lainnya yang selevel dengan Indonesia sudah mampu mencapai tax ratio sebesar 20%.

Lambannya kenaikan tax ratio Indonesia terkait erat dengan belum baiknya pengelolaan potensi pajak yang masih dirongrong pungutan liar, suap, "pengemplangan" pajak, adanya kong-kalikong antara oknum orang dalam pajak yang juga melibatkan para pejabat tinggi dengan para wajib pajak nakal, penggunaan validasi bank palsu dan pembobolan data base perpajakan, serta berbagai aspek lain (Ana Arisanti, 2010 dalam Berita Pajak, 4 Mei 2010). Sebenarnya, nilai tax ratio masih bisa ditingkatkan, karena selama beberapa tahun terakhir ini jumlah Wajib Pajak senantiasa bertambah. Meskipun demikian tetap ada kendala dalam upaya meningkatkan tax ratio ini. Kendala tersebut adalah masalah kepatuhan wajib pajak (tax compliance) (Darmin, 2009 dalam Bisnis Indonesia, 22 Januari 2009).

Permasalahan tentang Tax Compliance (terkait dengan bagaimana memasukkan dan melaporkan tepat pada waktunya semua informasi yang diperlukan, mengisi secara benar jumlah pajak terutang dan membayar pajak pada
waktunya tanpa ada tindakan pemaksaan) merupakan permasalahan lama dalam bidang perpajakan. Penelitian tentang Tax Compliance (Kepatuhan Pajak) pun sudah sering dilakukan. Sebelum tahun 1982, literatur akademis empiris tentang Tax Compliance masih sangat sedikit dan penelitian tersebut menggunakan desain survey. Perkembangan berikutnya setelah tahun 1980’an riset tentang kepatuhan kebanyakan menggunakan desain eksperimental. Fokus penelitian rata-rata adalah perilaku para pembayar pajak (tax payer) dan pengaruh berbagai macam variabel terhadap perilaku kepatuhan. Adapun variabel yang pernah diteliti antara lain ambiguitas dan kompleksitas (Sanders and Wyndelts, 1989; Magro, 1999; Spilker et al, 1999 dalam Mustikasari 2007), tarif pajak (Mason dan Calvin, 1984; Keller,1998 dalam Mustikasari 2007), Penalti (Reckers, 1991; Flemming, 1995; Keller,1998 dalam Mustikasari 2007), Faktor-faktor ekonomi (Duncan et al, 1989 dalam Mustikasari 2007), pemeriksaan (Flemming, 1985; Trevedi, 1997 dalam Mustikasari 2007), Sanksi hukum (Hite, 1998 dalam Siahaan, 2005) dan Kewajiban moral (Bobek dan Hatfield, 2003).

Beberapa peneliti juga menggunakan kerangka model Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan perilaku tax compliance Wajib Pajak Orang Pribadi. Model TPB yang digunakan dalam penelitian memberikan penjelasan yang signifikan, bahwa perilaku tidak patuh (noncompliance) wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variabel sikap, norma subjektif dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan. Bobek & Hatfield (2003), Blanthorne (2000) dalam Mustikasari (2007), dan Hanno & Violette (1996) memanfaatkan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan Tax Compliance Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP).

Temuan Bobek & Hatfield (2003), dan Hanno & Violette (1996) adalah sikap berpengaruh terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Sedangkan Blanthorne (2000) dalam Mustikasari (2007), tidak bisa membuktikan pengaruh sikap terhadap ketidakpatuhan terhadap niat karena model pengukuran sikap yang digunakan tidak valid.

Perkembangan menunjukkan bahwa penelitian yang berkaitan dengan kepatuhan Wajib Pajak tidak hanya terfokus pada pembayar pajak, tetapi juga terfokus pada profesional di perusahaan yang ahli di bidang perpajakan (tax professional) (Magro, 1999, Spilker et al, 1999 dalam Mustikasari 2007). Pembayar pajak menggunakan tax professional untuk berbagai macam alasan, antara lain untuk mengurangi kewajiban pajaknya dan meminimumkan biaya yang berkaitan dengan perpajakan. Bradley (1994) dan Siahaan (2005) melakukan penelitian kepatuhan wajib pajak badan dengan responden tax professional. Penelitian keduanya bukan merupakan penelitian perilaku. Oleh karena itu, untuk menjelaskan perilaku WP badan yang dalam hal ini diwakili oleh tax professional perlu menggunakan teori perilaku individu dan perilaku organisasi seperti yang direkomendasikan oleh peneliti sebelumnya, Mustikasari (2007).

Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, khususnya wajib pajak badan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian tentang tax compliance Wajib Pajak Badan ini disusun dengan mengambil judul skripsi


”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance Wajib Pajak

Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang”.

Jumat, 18 Februari 2011

HASIL NILAI UAS PTI Semester 1 Kelas KOTA


Untuk yang belum puas dengan nilai mata kuliah PTI atau blm Lulus di harap menghubungi Bapak
DWI SETIYO RAHARJO S.Kom

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
DWI SETIYO RAHARJO S.Kom
Semester 1 / Kelas A KOTA
Nama
Total

Abdul Wafi
34,4
E
Aditya Saputra
3,7
E
Ahmad Imam Azshari
60
C
Ayatullah
74,5
B
Elif Fatoni
33,15
E
Fais Maulana
0
E
Fathorrozi
73,35
B
Hadi Al-hinduan
72
B
Herman Budi Supriyono
76,6
B
Lukman Hakim
70,05
B
Masrukin
78,45
B
Moh.Kurdi Abdurrahman
62,7
C
Mohammad Maksum
1,75
E
Mohammad Zaini
77,05
B
Muhammad syauqi Rozy
75,95
B
Murtafik
72,75
B
Nurul Huda
78,9
B
Puyamon Rais
60,95
C
R.Rudianto
1,75
E
Rofiq Alfarizi
67,1
C
Sayhumaidi
1,75
E
Suwandi
51,9
D
Syamsul Arifin
81,35
A
Taufik
71,85
B
Viki Fendi
72,8
B
Zainul Ihsan
70,3
B
Zaki Gufron
70,8
B


















PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
DWI SETIYO RAHARJO S.Kom
Semester 1 / Kelas B KOTA
Nama
Total

Ahmad Faisol
72,6
B
Abdurrahman
37,875
E
Ahmad Ghozali
65,5
C
Bahrul Ulum
68,05
C
Basriyanto
74,7
B
Desi masrura
29,75
E
Dhenok Ratih Permana
75,525
B
Ela Hosniatin Romadoni
0
E
Fahmi Mufidi
66,9
C
Faidoni
30,5
E
Faris Prasetya
66,85
C
Halimatus Sya'diyah
78,675
B
Hasidul Kevin
71,75
B
Hendra Permana
32,575
E
Ibnu Naizi
42,625
E
Imam Busairi
0
E
Jamilatin
64,1
C
Jamaluddin
71
B
Karomatul Isnaini
78,075
B
Kholifatul Qomariyah
75,8
B
Mahmud Sayuti
71,4
B
Masduki
69,85
C
Moh.Anas H
1,8
E
Muhammad Zawaidi
75,25
B
Nasiruddin
44,95
E
Noerdiah Puspita sari
70,325
B
Nurhayati Tiyan Karlina
77,15
B
Nuruddin
71,525
B
Nurul Fawaid
69,475
C
Raimon
0
E
Rusma Dewi
75,05
B
Siti Maisaroh
74,425
B
Siti Rofiatun
80,85
A
Sugiandi
33,25
E
Sumyatun
69,45
C
Sutrisno
75,25
B
Winda Agustin
28
E